TEORI KEYNES
Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes
atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang
suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor
swasta memegang peranan penting.
Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai
berakhirnya ekonomi laissez-faire,
suatu teori ekonomi
yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor
swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur
tangan negara.
Berbeda
dengan teori ekonom
klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh
utama penggerak perekonomian, terutama dalam
perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat
digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk
uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja
dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan
juga
akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi,
Kesimpulan utama dari teori ini
adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis
untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke
kondisi full
employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan
prinsip ekonomi
masyarakat untuk menjaga titik
keseimbangan di titik yang ideal.dan kondisi perekonomian akan kembali
ke
tingkat normal.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan
otomatis untuk menggerakan
output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full
employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini
bertentangan dengan
prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi
supply-side yang menganjurkan untuk tidak
menambah peredaran uang di
masyarakat untuk menjaga titik
keseimbangan di titik yang ideal. Thori
Keynes tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang.
Sebaliknva, teori ini dengan negara
kapitalis maju. Namun dalam rangka
mengetahui seberapa jauh Keynes dapat diterapkan pada
perekonomian negara
terbelakang, ada baiknya kita lihat teori ini secara ringkas.
Penerapan Teori Keynes pada Negara Terbelakang
Teori Keynes tidak dapat diterapkan pada
setiap tatanan sosio-ekonomi. Ia hanya berlaku pada
ekonomi kapitalis
demokratis yang telah maju. Sebagaimana tulis Schumpeter, “Ajaran
praktis Keynes merupakan bibit yang tidak dapat dipindahkan ke
tanah seberang; ia akan mati di sana
dan bahkan menjadi beracun sebelum mati.
Tetapi di tanah Inggris, tanaman ini tumbuh dengan subur dan
menjanjikan buah
dan keteduhan. Begitu juga dengan saran lain yang pernah dikemuk akan
Keynes.”
Sebelum
kita mempelajari penerapan ekonomi Keynes pada negara terbelakang, kita
perlu lebih dahulu
menelaah asumsi ekonomi Keynes dihadapkan dengan
kondisi yang berlaku di negara terbelakang.
Asumsi Keynes dan Negara Terbelakang
Ilmu ekonomi Keynes didasarkan pada asumsi
berikut, yang penerapannya pada negara terbelakang
bersifat terbatas:
Pengangguran Siklis. Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis
yang
terjadi selama depresi.
Analisa
Periode Jangka Pendek.
Analisa Keynes merupakan analisa periode jangka pendek ia
menganggap faktor berikut ini sebagai
tetap (given): keterampilan dan kuantitas
tenaga kerja yang tersedia; kuantitas dan kualitas peralatan
yang tersedia;
teknologi yang ada; derajat persaingan; selera dan kebiasaan konsumen;
tidak
termanfaatkannya berbagai intensitas tenaga kerja, aktivitas
pengawasan
dan organisasi serta struktursosial,” Padahal pembangunan ekonomi
merupakan analisa periode jangka panjang, seluruh faktor dasar yang
diasumsikan Keynes
sebagian tetap (given) itu berubah setiap waktu Ekonomi
Tertutup. Teori Keynes didasarkan pada
asumsi ekonomi tertutup. Tetapi negara
terbelakang bukanlah ekonomi tercutup. Mereka adalah
ekonomi terbuka, dengan
perdagangan luar negeri memainkan peranan dominan dalam
pembangunan.
Ekonomi seperti itu terutama tergantung pada ekspor hasil pertanian dan bahan
baku
industri serta impor barang- barang modal. Dengan demikian ekonomi
Keynes dalam hal ini tidak
begitu relevan dengan negara terbelakang Penawaran-lebih
faktor komplementer dan faktor tenaga
kerja. Teori Keynes mengasumsikan adanya
penawaran-lebih faktor komplemen, faktor tenaga kera
dan sumber pelengkap
lainnya dalam perekonomian. Analisanya mengacu pada depresi ekonomi
dengan
menganggap “industri, mesin, manajer dan pekerja, begitu juga kebiasaan konsumsi,
semuanya telah ada di sana, tinggal menunggu waktu untuk memainkan kembali
peranan dan fungsi
mereka yang untuk sementara tertunda.” Tetapi di dalam
perekonomian terbelakang tidak ada istilah
penundaan kegiatan ekonomi untuk
sementara waktu seperti itu. Kegiatan ekonomi statis. Modal,
kterampilan,
penawaran faktor, dan prasarana ekonomi sangat‟kurang.
Tenaga Kerja dan Modal secara serempak menganggur. Lebih dan itu,
berdasarkan asumsi dan
analisa Keynes tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
tenaga kerja dan modal secara
serempak menganggur. Bila tenaga kerja
menganggur, modal dan peralatan juga tidak
sepenuhnya terpakai atau ada
kapasitas lebih di dalamnya. Tetapi tidak demikian halnya di
negara
terbelakang. Bila tenaga kerja menganggur maka tidak ada persoalan mengenai
tidak
termanfaatkannya modal, karena peralatan dan modal itu sendiri sangat
langka