Senin, 22 Juni 2015

10.sebutkan klasifikasi sistem ekonomi berdasarkan penekanan hak kepemilikan yang diberlakukan ?
Klasifikasi Sistem Ekonomi berdasarkan penekanan hak kepemilikan yang diberlakukan yaitu:
 1. Sistem Ekonomi Sosial.Ciri-ciri sistem ini sebagai berikut :
– Tidak percaya dengan mekanisme pasar.
– Variasi ideologi sosialisme sangan beragam.
2. Sistem Ekonomi Kapitalis.Ciri-ciri sistem ini sebagai berikut :
– Faktor-faktor produksinya sebagaian besar dimiliki oleh swasta.
– Terdapatnya persaingan bebas.
– Peran pemerintah untuk mengawasi jalannya bisnis.
– Kebebasan individunya dibatasi oleh peraturan.
9.sebutkan klasifikasi sistem ekonomi berdasarkan mekanisme koordinasi?
Klasifikasi Sistem Ekonomi berdasarkan mekanisme koordinasi yaitu:
1. Sistem Ekonomi Tradisional.Ciri-ciri sistem ini sebagai berikut :
– Kegiatannya sangat terbatas.
– Tidak adanya pemisah yang tegas antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi sehingga bisa dianggap masih dalam satu kesatuan.
– Teknologi yang digunakan sangat terbatas.
– Masyarakatnya sangat statis karena tidak adanya hubungan dengan dunia luar.
2. Sistem Ekonomi Komando.Ciri-ciri sistem ini sebagai berikut :
– Kegiatan ekonominya diatur oleh pemerintah.
– Tidak ada kebebasan dalam usaha.
– Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau swata.
– Tidak ada tukar-menukar.
3. Sistem Ekonomi Liberal.Ciri-ciri sistem ini sebagai berikut :
– Hak milik perorangan diakui.
– Kegiatan yang dilakukan bersifat profit oriented.
– Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba.
– Kebebasan masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi diakui dan dihormati.
– Keikutsertaan pemerintah hanya terbatas pada pembuatan peraturan dan kebijakan ekonomi.
– Tiap orang bebas memilih pekerjaan dan bebas memiliki alat-alat produksi.
8.sebutkan dan jelaskan teori inflasi?

a. Teori Kuantitas

Teori Kuantitas memaparkan bahwa terjadinya inflasi hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu akibat adanya kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:
1)      Inflasi akan terjadi jika ada penambahan jumlah uang yang beredar, baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral. Sesuai dengan teori kuantitas yang diajukan oleh ekonom bernama Irfing Fisher, yang dijabarkan dalam persamaan berikut
MV = PT.
Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T, sehingga jika M (money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga).
2)      Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi atau harapan atau ekspektasi dari masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang. Jadi, apabila masyarakat sudah beranggapan bahwa akan terjadi kenaikan harga barang, maka tidak ada kecenderungan atau keinginan untuk menyimpan uang tunai lagi dan mereka lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang.

b. Teori Keynes

Pembahasan tentang inflasi dalam Teori Keynes didasarkan pada teori makronya. Teori Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat cenderung ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditunjukkan oleh permintaan masyarakat akan barang-barang yang melebihi jumlah barang- barang yang tersedia. Hal ini menimbulkan inflationary gap. Ketika inflationary gap tetap ada, maka selama itu pula proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan yang diajukan dalam teori  kuantitas. Teori kuantitas tersebut menyatakan bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, namun tidak akan menimbulkan peningkatan pendapatan nasional.
Kemudian Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, namun juga ditentukan oleh kenaikan biaya produksi.

c. Teori Strukturalis

Teori Strukturalis merupakan teori yang menjelaskan fenomena inflasi dalam jangka panjang. Hal ini didasarkan pada penjelasannya yang menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan atau infleksibilitas struktur ekonomi suatu negara.
Menurut teori ini, ada dua ketegaran atau kekakuan utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan dan barang-barang ekspor.
1) Kekakuan penerimaan ekspor.
Kekakuan penerimaan ekspor menunjukkan peningkatan nilai penerimaan ekspor selalu lebih lamban daripada nilai impornya. Akibat  kelambanan tersebut, negara mengalami kesulitan dalam membiayai impor baik bahan-bahan baku ataupun barang modal seperti mesin-mesin atau peralatan industri lainnya.
Oleh sebab itu, pemerintah berusahan menggalakan pendirian industri dalam negeri dalam rangka mensubstitusi barang-barang impor. Namun demikian, pada umumnya biaya produksi industri dalam negeri cenderung lebih mahal, sehingga harga-harga jual barang pun menjadi naik dan terjadilah inflasi.
2) Kekakuan penawaran bahan makanan.
Pada umumnya di negara berkembang penawaran bahan makanan lebih lamban jika dibandingkan pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan per kapitanya. Hal ini  berakibat pada harga bahan makanan akan naik dan melebihi harga barang-barang lainnya. Karena bahan makanan merupakan kebutuhan primer maka kenaikan harga bahan makanan mendorong para buruh menuntut kenaikan upah. Upah yang naik mengakibatkan naiknya biaya produksi di berbagai perusahaan yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya harga jual berbagai macam barang dan jasa sehingga terjadilah inflasi
Dalam hal ini Inflasi cenderung terjadi karena pertambahan produksi barang-barang terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya. Lambatnya produksi ini mengakibatkan terjadinya menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi. Inflasi seperti ini tidak bisa diobati hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspornya.
7.sebutkan hal - hal apa saja yang mempengaruhi inlasi?

Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

                (1) Meningkatnya Kegiatan Ekonomi
Meningkatnya kegiatan ekonomi mendorong peningkatan permintaan agregat yang tidak diimbangi dengan meningkatnya penawran agregat karena adanya kendala struktural perekonmian. Indikatornya : masih rendahnya kapasitas terpakai sektor industri pengolahan (39% – 51%) dan menurunnya produksi tanaman bahan makanan (sumbangan pada PDB berkurang 1,1%) pada tahun 2001.

(2) Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan
Kebijakan pemerintah dalam tahun 2001 menaikkan harga barang dan jasa seperti BBM, listrik, air miinum dan rokok serta menaikkan upah minimum tenaga kerja swasta dan gaji pegawai negeri diperkirakan memberikan tambahan inflasi IHK sebesar 3,83%.

(3) Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Pengaruh kuat depresiasi nilai tukar rupiah diketahui dari hasik penelitian bank Indonesia, antara lain :
· Perilaku harga cenderung mudah meningkat karena pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah
· Perilaku harga cenderung sulit untuk turun apabila nilai tukar rupiah menguat, seperti pada bulan Agustus menguat 4,0%, bulan Juli menguat 21,0%, namun harga hanya turun (deflasi) sebesar 0,24%.

(4) Tingginya ekspektasi inflasi masyarakat
Tingginya inflasi IHK tidak lepas dari pengaruh ekspektasi inflasi oleh produsen dan pedagang serta konsumen.
Tingginya ekspektasi inflasi pada produsen dan pedagang sepanjang tahun 2001 terutama dipengaruhi oleh tingginya inflasi tahun 2000 yang mencapai 9,35%. Sedangkan ekspektasi para konsumen terutama dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan harga barang-barang yang dikendalikan pemerintah dan ekspektasi nilai tukar rupiah. (Laporan Bank Indonesia Tahun, 2001).

6.sebutkan bentuk - bentuk lembaga keuangan informal di indonesia?
Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia antara lain riba dan ijon. Usaha riba adalah usaha memberi pinjaman dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi, sehingga sering disebut sebagai lintah darat atau rentenir.
Praktik ijon terjadi di kalangan petani, di mana pemodal memberikan dana kepada petani, dengan syarat hasilnya nantinya harus dijual kepada pemodal. Yang menjadi persoalan dalam praktik ijon adalah seringkali harga jual hasil petani sangat rendah dibanding harga pasar yang berlaku.
5.apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan informal?
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi lembaga keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Di Indonesia lembaga-lembaga ini terutama beroperasi di pedesaan atau masyarakat kelompok bawah. Umumnya prosedur dan perjanjian peminjaman amat cepat, sederhana, dan berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis yang sederhana.
4.apa yang yang dimaksud dengan inflasi?
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
3.hal - hal apa saja yang memepengaruhi nilai investasi?
Pengaruh Nilai Tukar
 Perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
2.     Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
3.     Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.  Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4.     Pengaruh Infrastruktur
Banyak negara di dunia, mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis, Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
2.sebutkan faktor interen dan eksteren dalam kegiatan konsumsi?

A. Faktor Intern

  1. Motivasi
    Motivasi seseorang dalam mengkonsumsi barang dan jasa berbeda beda. Bagi seseorang yang ingin dipandang "wah" masyarakat biasanya melakukan kegiatan konsumsi secara berlebihan.
  2. Sikap Hidup/ Kebiasaan
    Sikap Hidup seseorang ada yang hemat dan ada pula yang boros. Kedua dari sikap ini sangat mempengaruhi kegiatan konsumsi manusia. Apabila dia berperilaku hemat terhaddap penghasilannya, maka pola konsumsinya akan teratur dan cenderung kecil. Sebaliknya, tingkat konsumsi seseorang akan besar bila berperilaku boros.
  3. Pendapatan
    Kegiatan konsumsi akan berjalan normal apabila seseorang memiliki pendapatan. Karena besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang. apabila pendapatan seseorang besar, dia cenderung akan lebih banyak mengkonsumsi. Dengan demikian barang yang dibeli semakin banyak dan beraneka ragam. Akibatnya, kesempatan membeli lebih banyak dan ragam barang semakin sempit. Sebaliknya, tingkat konsumsi seseorang akan kecil bila pendapatnya kecil.

 B. Faktor Ekstern

  1. Lingkungan sosial Ekonomi
    Lingkungan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya konsumsi seseorang. Sebagai contoh, jumlah konsumsi barang atau jasa bagi masyarakat yang tinggal di kota besar lebih banyak jika dibanding dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Hal ini disebabkan masyarakat kota cenderung terpengaruh oleh gaya hidup mewah, reklame, hiburan, dan lain sebagainya
  2. Besar kecilnya Jumlah Keluarga
    Besar kecilnya jumlah anggota keluarga marupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat konsumsi suatu keluarga. Jumlah kebutuhan barang atau jasa bagi keluarga yang anggotanya sedikit akan lebih kecil jika dibanding dengan jumlah kebutuhan bagi keluarga besar. Besar kecilnya jumlah keluarga berpengaruh pada tingkat konsumsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar jumlah anggota keluargam maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Sebalinya, semakin kecil jumlah anggota keluarganya, maka semakin rendah pula tingkat konsumsinya.
  3. Kebudayaan
    Di negara Indonesia terdapat banyak kebudayaan masyarakat. Di pandang dari sisi ekonomi ada yang berpendapat bahwa kebudayaan masyarakat akan memberikan dampak positif dan dampak negatif. Ditinjau dari sisi positifnya kebudayaan masyarakat akan meningkatkan pendapatan bagi daerah itu. Namun, apabila ditinjau dari sisi negatifnya akan berpengaruh terhadap tingkat dan pola konsumsi masyarakat itu sendiri.
  4. Tinggi rendahnya Pendidikan dan Kedudukan Sosial
    TInggi rendahnya tingkat pendidikan dan kedudukan sosial seseorang berpengaruh juga pada tingkat konsumsi. Jumlah konsumsi barang atau jasa bagi seseorang yangg mempunyai tingkat pendidikan dan kedudukan sosial tinggi, lebih besar jika dibandinh dengan orang yang tingkat pendidikan dan kedudukan sosialnya rendah.
  5. Tinggi Rendahnya Harga
    Tinggi rendahnya harga barang barang atau jasa kebutuhan, berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Apabila harga barang barang atau jasa jasa murah, masyarakat akan mampu membeli barang atau jasa tersebut. Dengan demikian, jumlah konsumsi masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut lebih banyak. Sebaliknya, jika harga barang barang atau jasanya mahal, maka masyarakat menjadi kurang mampu untuk membeli barang atau jasa tersebut. Hal tersebut mengakibatkan jumlah konsumsi masyarakat menjadi berkurang atau sedikit.
1.sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi dalam tingkatan konsumsi?
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu sebagai berikut.
1.            Tingkat Pendapatan
                Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.
2.            Tingkat Harga
                    Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga. Dengan kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat ditingkatkan jika harga lebih rendah.
3.            Sikap dan Gaya Hidup
                       Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika sikap dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk membelanjakan semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum tentu bermanfaat.
4.            Adat Istiadat
                   Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacata tradisional diperlukan barang-barang tertentu.
5.            Model Barang
                   Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konsumsi.
6.            Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain
              Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi dengan konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang dilakukan bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7.            Selera Konsumen
                         Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.


žTEORI KEYNES  




ž  Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang
didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan
suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting.
Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi
yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur
tangan negara. 

 Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro.
Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh 
pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor 
utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat 
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk 
mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, 
uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja
dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga
akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, Kesimpulan utama dari teori ini
adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke
kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi
klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di
masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.dan kondisi perekonomian akan kembali
ke tingkat normal.  

  Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan
output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini
bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak
menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal. Thori
Keynes tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang. Sebaliknva, teori ini dengan negara
kapitalis maju. Namun dalam rangka mengetahui seberapa jauh Keynes dapat diterapkan pada
perekonomian negara terbelakang, ada baiknya kita lihat teori ini secara ringkas.  
ž   
Penerapan Teori Keynes pada Negara Terbelakang
 
      Teori Keynes tidak dapat diterapkan pada setiap tatanan sosio-ekonomi. Ia hanya berlaku  pada
      ekonomi kapitalis demokratis yang telah maju. Sebagaimana tulis Schumpeter, “Ajaran
      praktis Keynes merupakan bibit yang tidak dapat dipindahkan ke tanah seberang; ia akan mati di sana
      dan bahkan menjadi beracun sebelum mati. Tetapi di tanah Inggris, tanaman ini tumbuh dengan subur dan
      menjanjikan buah dan keteduhan. Begitu juga dengan saran lain yang pernah dikemuk akan Keynes.”
               
      Sebelum kita mempelajari penerapan ekonomi Keynes pada negara terbelakang, kita  perlu lebih dahulu
      menelaah asumsi ekonomi Keynes dihadapkan dengan kondisi yang berlaku di negara terbelakang.
ž   
Asumsi Keynes dan Negara Terbelakang 

Ilmu ekonomi Keynes didasarkan pada asumsi berikut, yang penerapannya pada negara terbelakang
bersifat terbatas: Pengangguran Siklis. Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang
terjadi selama depresi.

Analisa Periode Jangka Pendek.
  
Analisa Keynes merupakan analisa periode jangka  pendek ia menganggap faktor berikut ini sebagai
tetap (given): keterampilan dan kuantitas tenaga kerja yang tersedia; kuantitas dan kualitas peralatan
yang tersedia; teknologi yang ada; derajat  persaingan; selera dan kebiasaan konsumen; tidak
termanfaatkannya berbagai intensitas tenaga kerja, aktivitas

pengawasan dan organisasi serta struktursosial,” Padahal pembangunan ekonomi
merupakan analisa periode jangka panjang, seluruh faktor dasar yang diasumsikan Keynes 
sebagian tetap (given) itu berubah setiap waktu Ekonomi Tertutup. Teori Keynes didasarkan pada
asumsi ekonomi tertutup. Tetapi negara terbelakang bukanlah ekonomi tercutup. Mereka adalah
ekonomi terbuka, dengan  perdagangan luar negeri memainkan peranan dominan dalam
pembangunan. Ekonomi seperti itu terutama tergantung pada ekspor hasil pertanian dan bahan baku
industri serta impor barang-  barang modal. Dengan demikian ekonomi Keynes dalam hal ini tidak
begitu relevan dengan negara terbelakang Penawaran-lebih faktor komplementer dan faktor tenaga
kerja. Teori Keynes mengasumsikan adanya penawaran-lebih faktor komplemen, faktor tenaga kera
dan sumber  pelengkap lainnya dalam perekonomian. Analisanya mengacu pada depresi ekonomi
dengan menganggap “industri, mesin, manajer dan pekerja, begitu juga kebiasaan konsumsi,
semuanya telah ada di sana, tinggal menunggu waktu untuk memainkan kembali peranan dan fungsi
mereka yang untuk sementara tertunda.” Tetapi di dalam perekonomian terbelakang tidak ada istilah
penundaan kegiatan ekonomi untuk sementara waktu seperti itu. Kegiatan ekonomi statis. Modal,
kterampilan, penawaran faktor, dan prasarana ekonomi sangat‟kurang.  
   
 Tenaga Kerja dan Modal secara serempak menganggur. Lebih dan itu, berdasarkan asumsi dan 
analisa Keynes tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja dan modal secara 
serempak menganggur. Bila tenaga kerja menganggur, modal dan peralatan juga tidak 
sepenuhnya terpakai atau ada kapasitas lebih di dalamnya. Tetapi tidak demikian halnya di 
negara terbelakang. Bila tenaga kerja menganggur maka tidak ada persoalan mengenai tidak 
termanfaatkannya modal, karena peralatan dan modal itu sendiri sangat langka